Sejauh Manapun Pergi, Rumah Adalah Ujung Perjalanannya


Sabtu sore menjelang petang, matahari tampak sedikit lagi meninggalkan jejaknya untuk hari itu. Langit-langit tampak semakin menguning, senja dan petang berlahan berlalu.

Pak Tarjo, satpam gedung perusahaan advertising yang bertempat di pusat kantor-kantor daerah jakarta pusat tampak melamun di ujung teras Tower.

'Pak Tarjo, sudah adzan mari berjamaah' Ajak Pak Tikno sembari mengepuk bahu Tarjo, salah satu rekan kerjanya menjaga Tower.

Setelahnya berjamaah, Pak Tarjo kembali lagi menuju teras Tower. 

Ada yang berbeda dengannya seminggu ini. Semangat menjaga gedung yang diisi puluhan perusahaan dan ratusan pekerja itu tampak tidak bersemangat seperti awal bulan Pak Tarjo mengawali profesinya.

Sejak satu bulan lalu masuk bekerja, hampir setiap hari anaknya kerap menelfon untuk sekedar mengajak bercanda. wajar saja, 2 anaknya yang dihadiahkan Tuhan sejak menikah 3 Tahun yang lalu harus ditinggal secara medadak demi mencukupi kebutuhan lahirnya. Terlebih, sebagai wujud tanggung jawab menafkahi keluarga secara lahir dan batin.

'Pak Tarjo, kamu ini kenapa? Biasanya cerewet, akhir-akhir ini diam melulu. Ini rokok dulu.' Tanya Tikno sembari menyulut rokok.

'Makin kesini, aku semakin ingin pulang, batinku nggak mampu' jawab Pak Tarjo pelan sembari menundukkan kepalanya.

Kenapa? Tanya Tikno penasaran.

'Istri dan anak-anakku No' jawabnya.

Hari berlalu, ada yang menjadi alasan terberat Pak Tarjo untuk tidak lagi bersemangat menjalani profesinya. Ternyata wujud tanggung jawabnya menafkahi keluarga secara batin tidak mampu untuk dia berikan. Walau saja, Ia mampu dan sudah mencukupi keluarganya secara lahir.

Hidup di perantauan dengan meninggalkan anak, istri, kerabat keluarga, dan teman-temannya di tanah jawa adalah sesuatu yang membuatnya bersedih yang menjadi beban batinnya tersendiri.

Dengan keputusan untuk menafkahi keluarga secara batin dan tidak sekedar lahirnya saja menjadi alasannya untuk pamit dan undur diri dari perusahaan tempat ia berprofesi. Pak Tarjopun pulang dan kembali bekerja di kampungnya. Kedatangannya di rumah disambutnya baik dan berbahagia oleh anak dan istrinya.




Comments