Idealis, Isi Perut, Bersenang-Senang, dan Kebaikan Untuk Sesama Dalam Pekerjaan


IDEALIS

Membicarakan idealis seseorang dan kita sendiri, tentunya akan membicarakan sesuatu yang personal. Tidak ada sangkut pautnya untuk dibicarakan dan dirasakan orang lain, sekaligus tidak perlu juga untuk diurusi orang lain.

Barangkali, idealis adalah satu dari beberapa poin penting untuk kita berbahagia menjalani kehidupan. Sebut saja, menggunakan idealis adalah kunci kebahagiaan, sedang tidak menggunakannya adalah sesuatu yang menyiksa.

Idealis dalam bekerja, tentunya mendebatkan kemampuan dan kesukaan kita mengerjakan sesuatu. Jika bekerja dengan menggunaka paksaan atas ketidakmampuan kita, barangkali benar saja nasehat orang-orag terdahulu. Bahwasannya, mengerjakan sesuatu yang dipaksa menjadi tidak baik di ujung jalannya.

Sedang, menggunakan kemampuan dan kesukaan kita pada sesuatu untuk bekerja ini dan itu adalah sesuatu yang membahagiakan. Walau saja, tantangan dan masalah tetap saja siap menerjangnya.

Terlepas membunuh idealis atau tetap mempertahankan dan menghidupinya. Siapapun memiliki kesempatan untuk memilih tidak atau iyapun. Sebab, siapapun dan dari kalangan apapun memiliki kebebasan untuk memilih kesempatan ini dan itu.

ISI PERUT

Tidak ada faktor yang paling nomer satu diantara mengisi perut dan kloset kamar mandinya. Jika saja bekerja adalah solusi terbaik untuk mengisi perut. Maka, tidak ada alasan lain untuk tidak menggunakan apa yang kita miliki untuk menyumbangkan waktu kepada apapun.

Jika saja bekerja tidak mampu mengisi perutnya. Sudah selayaknya pula untuk memberhentikan pekerjaan itu, walau saja idealis kita terpenuhi dan terlayani dengan baik. Sebab, jika keduanya tidak seimbang, bersiap saja menahan lapar diujung malamnya.

Sebaliknya, jika isi perut terpenuhi dan idealis tidak terpenuhi. Mungkin saja cara memaksa menjadi bebas digunakan oleh siapapun. Asal saja, cara tersebut tidak merugikan orang-orang lain.



BERSENANG-SENANG

Bohong, dan tidak manusiawi. Jika saja pekerjaan bukan solusi dari cara kita untuk bersenang-senang. Merayakan akhir bulan untuk pergi ketepat impian, menikah, atau saja menebus keinginan ini dan itu.

Jika saja kesenangan tidak terpenuhi, susah saja pastinya untuk siapapun menjalani pekerjaannya. Menjalankan idealis yang terpenuhi, namun minim dan susah untuk sekedar mengimbangkan kebutuhan yang sama petingnya dengan isi perut.


KEBAIKAN UNTUK SESAMA

Dunia pekerjaan tentunya menjadi sangat bebas dan aktif. Layaknya negara ini berkembang dan memajukan diri. Siapa dia baik aktif tentunya akan memiliki dampak yang sama baik di ujung harinya.

Namun, ada banyak pilihan untuk tetap terlihat bebas dan aktif dalam lingkungan yang dikerumuni oleh orang-orang yang dengan kebutuhan dan pekerjaan yang sama. Memilih menggunakan akal sehat, atau saja membunuh akal sehat demi kesehatan individual di ujung harinya.

Kitapun, tidak memiliki kebebasan mengatur ini dan itu. Apalagi, kita dan kerumunan orang yang sama akan saling berlomba untuk menjadi yang terbaik di mata orang. Telebih, bagi siapa saja yang memuncaki hari demi harinya untuk sebuah bos dan pemilik modal.

Sebagai contoh :

Setiap hari, kerumuan pekerja memiliki tugas membuat produk 100 dengan rentang waktu  8 jam.

Tidak mudah dalam mengatur kerumunan tersebut sepakat untuk menyetarakan jumlah produk yang sudah ditentukan (Key Performance Indicators) sebuah bos.

Jika saja menggunakan akal sehat dan memikirkan kebaikan untuk sesama. Maka, setara dalam produktivitas adalah kunci untuk tetap menjaga manfaat dan kebaikan untuk sesama. Sedang solusi untuk tetap terlihat baik adalah menjaga dan menambah kualitas produk.

Sebaliknya, diluar dari yang telah disepakati. Key Performance Indicators menjadi cacat dan tidak diperhatikan sama sekali. Terlebih, bagi mereka diantara kerumunan yang memiliki ambisi dan sifat egois yang tinggi.

Untuk mencari nama baik, mudah bagi mereka untuk menghancurkan dan membunuh sesamanya. Menerjang Key Performance Indicators dengan menambah jumlah yang telah disepakatinya sekalipun mengorbankan waktu dan kesehatan tubuh.

Boleh saja dengan sadarnya menambah kuantitasnya menjadi 150 dengan cara-cara yang sepele, mengerjakan terlebih dahulu di rumah selayaknya membawa bekal makanan yang sesampainya dikantor sudah siap saji untuk disantap.

Padal saja, berlomba untuk menjadi yang baik dan terlihat baik pada konteks tesebut bisa diraih dengan sesuatu yang sehat. Mengembangkan dan menyempurnakan kualitas setiap produknya. Bukan harus membunuh Key Performance Indicators yang telah disepakati. Bisa jadi, kesetaraan oleh kerumunan menjadi hilang ditelan keegoisan dan kepentingannya masing-masing.     

Jika saja menyikut teman sendiri adalah sebuah perayaan atas keberhasilan menjadi yang terbaik dengan cara-cara yang menurut saya tidak sehat seperti contoh diatas.

Kitapun memiliki pilihan yang bebas, menjadi yang terbaik dengan setara atau bersikap bodo amat  menjadi terlihat baik dengan mengorbankan kebaikan antar sesama.



Begitulah kehidupan dan pekerjaan, semuanya memiliki pilihan dan kepentingannya masing masing.

Melacur susah, sedang saja menjadi kera ditempat wisata cukup mudah dan boleh tidak sopan, merampas makan pengunjung meski baru saja disantapnya satu jilat rasa lidahnya. Asal saja perut lapar teratasi dan tengorokan selalu basah,

Comments