Turut bergembira untuk kembali bisa melihat ART EDU
CARE terselenggara kembali. Khususnya pada tahun 2019 ini untuk yang ke 10
kalinya.
Sebagai alumni, kami menjadi sangat
bersenyum-senyum, menikmati keramaian sekaligus mengingat kekonyolan dan
perjuangan satu sama lain kala 3 tahun menjadi bagian dari ini sejak 2015
hingga 2017. Cheers!!
Ada banyak yang bisa kita rayakan dan pikirkan hari
ini, melihat beragam karya dari teman-teman, berjumpa teman seperjuangan kala
kuliah, berjumpa kakak angkatan, atau saja mengucap selamat kepada adik-adik
penerus perhelatan ini. Hmmm..
Berbahagialah kalian yang turut berjuang dan berjasa
terlibat di perhelatan ini. Memikirkan sebuah kegiatan beberapa bulan selama 3
tahun berturut-turut sembari juga untuk wajib memikirkan tugas kuliah.
Seketika itu, proses baik ini dan itupun berdampak
pada pikiran dan hidup yang cukup berat. Hahhhhh... kitapun menjadi kurus dan
lebay!
Sayapun juga percaya, setiap pilihan memiliki
resikonya masing-masing. Termasuk, memilih menjadi bagian dari ART EDU CARE
atau memilih untuk cuek dan tidak peduli dengan kegiatan itu sama sekali.
Boleh saja untuk tetap berbaring di dalam kamar,
sedang dilihatnya teman angkatan yang berhujan membawa semen dan cangkul ,
meminjami payung atau memintanya meneduh saja enggan. Hmm.. misalnya..
Ngomongin pernah menjadi bagian dari ART EDU CARE,
apa sih pelajaran dan manfaat yang sebenarnya bisa kita dapatkan dari situ?
Tentu ada banyak sekali. Tidak hanya sekedar bisa
mengenal teman dengan adik-adik tingkat kalian, ikut ART EDU CARE juga bakal
nguntungin kalian buat meraih cita-cita bekerja di sebuah perusahaan non
pendidikan.
Hmmm...
Melalui pengalaman personal, saya akan bercerita tentang apa yang saya dapatkan dari keterlibatan saya dengan ART EDU CARE selama 3 tahun. Hehehehe...
Melalui pengalaman personal, saya akan bercerita tentang apa yang saya dapatkan dari keterlibatan saya dengan ART EDU CARE selama 3 tahun. Hehehehe...
Pertama, kuliah di sebuah fakultas pendidikan dan
keguruan. Akan menjadi syarat wajib bagi kita semua untuk mendapatkan tempat
kuliah magang di sebuah instansi pendidikan pastinya.
Sekalipun kita memiliki keinginan untuk magang dan memiliki pengalaman kerja diluar pendidikan, kitapun harus benar-benar kreatif dengan mencari sendiri dan tidak akan tertuang pada transkrip nilai ijazah.
Kuliah di jurusan pendidikan seni rupa sudah pasti
akan mendapatkan tempat magang mengajar di instansi sekolah. Kitapun juga tidak
memiliki kebebasan untuk memilih dan menolak.
Jika ada banyak mahasiswa yang memiliki keinginan
dan ketertarikan lebih untuk magang di sebuah studio lukis, desain, animasi,
dan apapun ketimbang mengajar anak didik. Namun, tetap saja. Sistem fakultas
pendidikan tidak bisa kita lawan dengan mudahnya. Sekalinya melawan, hancur
sudah masa depan kuliah kita.
Malalui sebuah kegiatan pameran yang diadakan rutin. Tentunya, sangat boleh untuk kita klaim sebagai pengalaman magang non kependidikan kita.
Kedua, ada banyak posisi-posisi di struktur
kepanitiaan ART EDU CARE yang sedang dibutuhkan banyak perusahaan saat ini.
Tentunya, era teknologi digital yang semakin berubah, maju, kreatif dan
membabi-buta.
Diantaranya :
Digital
Marketing
Design
Graphic
Motion
Graphic
Illustrator
Animation
Content/Copy Writer
Photographer
Videographer
Art
Merchandising
Content
Curator
Public
relation
Web Design
Manymore
2 orang pria sedang melamar posisi desainer grafis
dan motion grafis di sebuah perusahaan terkemuka. Keduanya memiliki background
yang berbeda, si A memiliki ijazah sarjana pendidikan seni rupa dengan pendalaman
DKV, sedang si B memiliki ijazah sarjana desain komunikasi visual.
Keduanya memiliki pengalaman berbeda perihal magang, si A magang sebagai seorang guru di SMA Negeri 1
Jakarta dan memiliki ketertarikan desain grafis karena hobi dan freelance desainer. Sementara si B berpengalaman magang di sebuah studio
digital sebagai seorang desainer grafis dan seorng freelance desainer.
Ngomongin skill dan kemampuan magang mereka bakalan
berbeda. Si A tidak memiliki kedisiplinan kerja, deadline, dan hubungan proses
kerja yang tidak menyangkut banyak posisi dan organisasi kerja.
Sedang si B cukup kuat untuk memiliki pengalaman
disiplin kerja deadline, dan pengalaman hubungan yang menyangkut persoalan
banyak orang.
Melalui contoh diatas, seorang HRD pun akan memilih
dan membandingkan kemampuan dan pengalaman kedua Fresh Graduated ini. Jika
portofolio karya sama kuatnya, HRD sudah pasti akan membandingkan etos kerja
mereka dilihat dari pengalaman magangnya.
ART EDU CARE tentunya menjadi satu solusi untuk
menutup kekurangan seorang lulusan fakultas pendidikan yang memiliki keinginan
kerja di bidang non pendidikan. Sebab saja, lowongan kerja selalu diisi
pelamar-pelamar yang sama kuat dan bahkan lebih baik dari kita.
Jika pengalaman posisi-posisi tercantum diatas
kalian lakukan selama 3 tahun dan konsisten. Boleh saja, siapapun bebas untuk
menggunakan dan harus berani menjualnya ke sebuah perusahaan yang dicitakan.
Jika seorang lulusan sarjana desain memiliki
pengalaman magang di studio desain. Seorang lulusan pendidikan justru memiliki
nilai lebih. Selain magang di sekolah, jika saja memanfaatkan kegiatan kampus
dengan imbang dan baik. Sebuah kegiatan layaknya ART EDU CARE boleh saja
menjadi rekam jejak magang kalian untuk siap dijual.
Sebab, perusahaan dan organisasi kegiatan kampus
hampir saja memiliki nilai-nilai kerja yang hampir sama. Tidak lagi mencakup
urusan personal, dituntut untuk bekerja sama lalu berurusan dengan banyak
orang, memiliki konflik lalu mengatasinya, dan sama-sama memiliki misi untuk
mendapatkan daya tarik ke semua sasaran konsumen dan audiens.

Comments