Salatiga Street Art Festival merupakan
salah satu kegiatan melukis tembok serentak yang diadakan di Kota Salatiga
dengan tujuan mengumpulkan pelaku-pelaku seni rupa yang bergerak dalam ranah street art atau yang juga
bisa disebut mural atau graffiti. Selain para pelaku street art dari Kota Salatiga, tentunya Salatiga Street
Art Festival juga banyak melibatkan para pelaku street art dari luar Kota Salatiga untuk
dapat saling mengisi, berbagi, dan menambah relasi.
Pada tahun 2016, Salatiga Street Art
Festival untuk pertama kalinya berhasil dan sukses diadakan di sepanjang tembok pagar
Pabrik Gajah yang bersebelahan dengan taman kota tingkir sepanjang kurang lebih 100 meter kalinya
dalam memperingati hari kemerdekaan. Dengan mengusung tema ‘Bhineka Tunggal Ika’
pada waktu itu, Salatiga Street Art Festival berhasil mengumpulkan 40 pelaku street art yang
berasal dari Kota Salatiga dan luar Kota seperti Kab. Semarang, Ambarawa, Surakarta, Gemolong,
Magelang, Jakarta, Yogyakarta dan sekitarnya. ‘Street Art’ dewasa ini tumbuh di
Indonesia sebagai salah satu kegiatan kreatif yang mampu menjadi ruang berekspresi bagi para
pelaku seni rupa dan masyarakat ataupun juga dilakukan oleh banyak seniman sebagai salah satu
media mereka dalam menyampaikan kritik atau pesan tertentu. Keberadaan ‘Street Art’ pada
ruang publik juga tentunya menjadi salah satu kelebihan bagi setiap karya untuk mudah dinikmati,
dipelajari, ataupun di apresiasi oleh masyarakat.
Salatiga Street Art festival 2018
diadakan kembali tahun ini dengan mengusung tema ‘Public Dynamics’. Berasal
dari kata ‘public’ atau publik masyarakat luas dan ‘dynamics’ yang berarti pergerakan
atau perubahan. Secara umum, Dinamika Publik dapat diartikan sebagai segala perubahan
atau pergerakan yang akan dialami dan pasti terjadi pada individu, kelompok, atau
masyarakat baik dari segi politik, ekonomi, agama, sosial, dan budaya itu
sendiri. Dinamika dalam ranah pencipta seni rupa sendiri
cenderung menjadi medan yang cukup sensitif, baik dalam mewujudkan karyanya
sebagai bentuk visual yang konsisten atau dianggap tidak konsisten dengan pertimbangan pelaku seni rupa
memiliki konsep, karakter, teknik, warna, atau gagasan yang cenderung selalu berubah-ubah. Tema
‘Dinamika Publik’ pada Salatiga Street Art Festival #2 kali ini mencoba menggagas seniman
sebagai bagian dari dinamika itu sendiri ataupun seniman sebagai bagian dari
penggagas dinamika yang sedang terjadi pada masyarakat. Dinamika dalam ranah
pencipta seni rupa sendiri cenderung menjadi medan yang cukup sensitif, baik
dalam mewujudkan karyanya sebagai bentuk visual yang konsisten atau dianggap
tidak konsisten dengan pertimbangan pelaku seni rupa memiliki konsep, karakter,
teknik, warna, atau gagasan yang cenderung selalu berubah-ubah.
Dengan mengadakan kegiatan ‘Salatiga
Street Art Fest’ di Salatiga, setidaknya menjadi awal pergerakan kami dalam
mengurangi budaya vandalisme di Indonesia, tentunya di Kota Salatiga yang
akhir-akhir ini tidak terbendung. Selain itu kegiatan ini juga diharapkan mampu
member ruang dan wadah bagi para pelaku seni rupa dan memberikan ruang
apresiasi yang menarik bagi para penikmat seni rupa dan tentunya masyarakat
luas.
Dibawah ini merupakan dokumentasi-dokumentasi yang berhasil terekam hari itu, atas apresiasinya terimakasih yang sebesar-besarnya.
Comments