Beberapa hari lalu sesaat pulang kuliah dan
nganter temen buat pulang kerumahnya, gue sempet ngeliat suatu hal yang aneh di
beberapa tempat dipinggir jalan kota solo ini. Salah satu hal yang menjadi daya
pandang mata gue adalah penghapusan vandal di kota ini dengan cara ngeblok
coretan pake cat warna hitam, nggak rata. Nah, sebenernya tidak menutup
kemungkinan kalo yang nutup vandal tersebut kepengen bikin karya nirmana
dwimatra dengan tujuan yang etis ‘menghapus vandal kota’ tapi nggak jelas.
Berharap dapet nilai A oleh Masyarakat, namun malah keblondrok dapet E.
Siapa saja aktor yang ngelakuin hal
tersebut, gue sendiri belum tau siapa mereka. Gue sendiri belum ngeliat dengan
mata kepala gue sendiri waktu aktor tersebut action. Melihat fenomena tersebut, salah satu
kegiatan yang juga dilakuin oleh satpol PP di Jakarta. Kegiatan tersebut punya
tujuan yang cukup baik, yaitu menghilangkan vandal di kota agar tercipta
lingkungan yang bersih dan nyaman. Ya, tujuan yang cukup cerdas.
Sebenarnya
makna dari Kebersihan itu sendiri apa sih?
Menurut gue sendiri, makna dari kebersihan
sendiri adalah sesuatu yang bisa kita rasakan nyaman dari segala bentuk
pemandangan yang bersifat mengganggu. Nah, sedangkan menurut kamus besar bahasa
Indonesia kebersihan sendiri merupakan : bebas dari kotoran.
Kalo misal aktor tersebut punya pandangan
yang lebih pintar dalam menjaga lingkungan, pantes nggak ngelakuin Hal
tersebut? Ketika coretan vandal tersebut ditutup make cat yang beda dengan
background, hasilnya pun juga malah nggak beda jauh sama vandal yang beda
bentuk. Satunya berbentuk tulisan, sementara yang satunya berbentuk hapusan
kuas. Beda lagi ketika coretan vandal tersebut dihapus dengan cara menyamakan
warna dengan background vandal atau kalo misal beda warna cat, actor tersebut
nutup, tapi secara menyeluruh dengan dinding tersebut.
Salah satu hal yang dilakuin Satpol PP di
Jakarta tersebut, sudah menjadi kegiatan yang terkesan percuma. Makna dari
sebuah kebersihan pun hanya dipandang dengan visi, sementara pada sebuah
pelaksanaan yang nyata, mereka lalai. Ada banyak hal yang harusnya bisa mereka
lakukan dengan cara yang lebih kreatif dan tentunya juga bakal efektif selain
ngelakuin hal tersebut. Kalau misal satpol PP punya tujuan yang jelas, kenapa
nggak Bikin Event ‘’Nutup Vandal Dengan Mural’’ atau kalau misal Pemerintah
turun langsung, Pemerintah bikin Ruang Publik atau taman khusus mereka yang
suka sama vandal, mural, graffiti, dan lain sejenisnya. Selain bakal jadi
tempat berkumpul atau wadah mereka untuk berkarya, hal tersebut juga bisa jadi
asset tersendiri bagi kota.
Nah, Ngeliat hal diatas, sudah menjadi hal
yang cukup aneh di indonesia. Disatu sisi, Pemerintah punya tujuan
menyelesaikan masalah yang baik buat masyarakat dengan ‘melarang vandal’, di
satu sisi pemerintah lupa terhadap ‘solusi’ yang harus dilakukan terhadap
masyarakat sendiri.
Comments