''ikhlas''

kalimat ringkas penuh argumentatif tentang apa yang harus kita lepaskan tanpa ada sesuatu yang masih tersisa untuk menariknya.
ketika saat itulah, aku harus memaksa melupakan tentang sesuatu yang pernah aku jaga,
sesuatu yang pernah aku miliki berhari-hari,
sesuatu yang pernah aku punya berbulan-bulan,
dan sesuatu yang pernah aku janjikan untuk hidup bertahun-tahun,
namun......,
sekejap, di hari itu harus aku lepaskan.
aku mencoba menahan, namun yang terjadi. terbalik dengan apa yang aku tahan.
memori-memori indah, kenangan kenangan indah berhari-hari mengelabuiku.
kalimat doa atas apa yang aku panjatkan untuk selalu menggenggam tanganmu seketika sirna.
aku berlari menuju ruang gelap, hingga tak ada orang yang tahu apa yang aku lakukan.
aku mencoba mencari-cari kembali apa yang pernah aku pinta.
cahaya sekecil permata nampak di jendela kamarku,
aku seperti diberi celah untuk aku mencari jalan.
kemana aku harus melihat,
kemana aku harus berjalan,
kemana aku harus terarah.
lamun emosiku tunduk,
aku masih mencari-cari sesuatu yang masih tak rela untuk aku lepaskan di bawah jejak-jejakku kala itu.
aku mencintainya dengan sejuta janji suci yang seketika ternoda.
layaknya melati putih yang kian lama memudar,
tergerus dan semakin gerus, hingga akhirnya pudar.
aku masih mencari-cari kisah masa tawaku dibalik setitik cahaya yang mengajakku untuk keluar.
cahaya tersebut memaksaku keluar untuk berlari. aku acuh.
cahaya itu berkata 'kenapa kamu masih disitu? aku menjawabnya dengan nada merintih, 'aku masih mencintainya'
perlahan aku semakin menjauh dari cahaya, aku masih saja menunduk dan menikmati jejak kisahku.
waktu terus berlanjut, seakan akan aku terhanyut dengan aroma kala itu, aku tertawa sendiri.
''hey, kenapa kamu masih melihat kebawah, ayo keluar'' cahaya tersebut terus memaksa membujukku untuk keluar dari apa yang masih aku lakukan.
aku menjawab dengan nada pelan dan sedikit kebahagiaan ''aku teringat sebuah kalimat indah yang terucap dari sepasang hati kala itu,
'jangan tinggalkan aku, ''jangan lepaskan aku, lalu dijawab '''aku juga berjanji untuk tidak meninggalkanmu'.
aku kembali duduk tersudut dan menikmati masa indahku.
seolah aku tak mau berjalan mendekati secelah cahaya tersebut.
aku bertanya terhadap diriku sendiri,
kenapa aku nggak bisa lepas? aku bisa.
kenapa aku masih disini? aku harus pergi.
kenapa semuanya masih ada? padahal semuanya tiada.
kalimat demi kalimat tersebut menghujamku.
aku tersenyum diiringi gelisah kala itu.
setitik cahaya sempat membisikku, dia berkata ''diluar sana masih ada cara untuk kamu bahagia, kenapa kamu masih disitu?'
aku menjawabnya singkat ''aku masih mencintainya''

''ikhlas'' perasaan dan sujud tersulit dalam hidup ketika kita mencoba untuk melepaskan sesuatu tanpa ada sekecil apapun yang mengikat dihati kita, berjuanglah. 


terima kasih....

Comments