Mengambil Arti Dari Sebuah Pamflet Pinggir Jalan

     Ngomongin bagian dari apa yang gue lihat dari pinggir jalan ketika gue nyetir motor dan ketika gue mengayuh mobil mulai sabang hingga merauke tentunya bakal ratusan bagian, mulai dari becak motor, truk gandeng bergambar wanita-wanita seksi, bus kebun binatang safari hingga ayam-ayam berkandang orange yang bikin kita bersin-bersin tiap kali kita berada di belakang mobil tersebut .
Dari semua hal nggak jelas tersebut, kali ini gue bakal ngomongin soal pamflet. Berbicara tentang pamflet itu sendiri, yang ada di pikiran kita, pasti  bakal kebayang ke pinggir-pinggir jalan, daerah-daerah strategis, keramaian, dan tentunya perempatan perhentian lampu merah.  Nah, setiap kali kita ketemu tempat-tempat itu, sudah pasti kita akan menjumpai ribuan pamflet yang menempel bebas di tempat-tempat tersebut. Entah itu pamflet acara music, pamflet acara seni rupa, pamflet acara budaya, dan tentunya pamflet pamflet manusia berasap.

   Beberapa bulan lalu, gue dan temen temen SMA ngadain sebuah acara yang bertajuk ‘’ SHS PARTY’’ . dalam mewujudkan acara tersebut, pasti ada banyak hal yang harus dikerjakan bersama –sama dulu agar acara berjalan sukses, menggelegar, dan tentunya happy ending. Nah, salah satu pekerjaan agar acara tersebut menyerap ribuan pengunjung dan puluhan ibu-ibu PKK adalah menempel pamflet di tempat tempat seperti diatas. Akhirnya gue dan beberapa panitia menempel pamflet-pamflet acara tersebut. Dalam menempel pamflet tersebut ada beberapa orang yang jadi ahli nguas lem, ahli menempel, ahli mengatur sudut pandang, intinya udah semacam ahli tekhnik sipil yang ngatur konstruksi bangunan Monas gitulah. Akhirnya menempel pamflet di dini hari yang di balut udara dingin dan dicemas oleh satpol PP karena menempel sesuatu di tembok orang tersebut selese. Gue dan temen-temen pulang menuju istana sendiri-sendiri.

Nah, beberapa bulan kemudian 2-3 bulan, pamflet tersebut masih kuat dan menempel secara rapi. 4-5 bula udah mulai lepas dari ujung pamflet tapi masih dikit, 7-8 bulan ini kemudian pamflet masih bertahan namun di ujung pamflet udah lepas, sehinggan pamflet yang dulunya berbaca ‘SHS PARTY’’ kini berubah layaknya power rangers yang diserang musuhnya menjadi ‘’SHS PAR’’. 

Dari cerita diatas, apa yang bisa kita ambil?

Dari cerita tersebut kita pasti akan teringat sebuah keluh kesah terhadap diri kita sendiri tentang apa yang terjadi di tubuh kita. Misal aja :
1. Ketika kita mengeluh kulit kita berubah menjadi hitam padahal dulu putih? 
2. Ketika kita mengeluh bagian dari tubuh kita bertato alami karena kulit habis ngelupas karena 
         jatuh, kena knalpot, kena pisau, dan tentunya masih banyak.
3. Ketika beberapa orang mengeluh karena mata yang dulu sehat, sekarang berubah minus ataupun 
        plus
4. Ketika kita melihat kakek-nenek kita, kulit mereka udah nggak semulus kita?
5. Ketika beberapa orang yang sehat sehat aja terus tiba-tiba sakit mengeluh dengan gaya           
        bermacam-macam 

Dari 5 contoh diatas bener nggak? Gue yakin bener , soalnya  5 hal diatas, itu yang udah gue rasain ke gue sendiri, itu yang udah gue tau dari curhatan temen-temen gue ketika ngeluh, dan itu yang gue lihat. Manusia dan termasuk juga gue sendiri ini, adalah manusia yang mempunyai  mimpi untuk terus hidup sehat, sempurna selayaknya ketika kita lahir di dunia ini. Lahir dengan tangis gembira dan kulit putih berhati suci.


Nah, dari semua cerita yang udah ketulis diatas, di penghujung tulisan ini, akhirnya kita bakal mempunyai kesimpulan. Kita bisa belajar dari ribuan pamflet yang kita lihat di pinggir jalan. Mereka nggak pernah terlihat kuat untuk selamanya, ada kalanya dia rusak karena hujan, panas dan jamur. Ada kalanya dia mati tertutup oleh pamflet lain dan terlepas dari lem yang mengikatnya. Manusia juga layaknya mereka, hidup ini nggak pernah membujuk kita untuk sempurna sekuat mungkin, hidup ini mengganjar kita dengan ribuan hal yang akan melemahkan kita, beberapa bagian fit tubuh kita mulai sakit, beberapa bagian kulit kita cacat membekas karena terkelupas, bagian dari tubuh kita yang sebelumnya kuat, seketika cacat. Manusia nggak akan hidup kuat untuk selama-lama mungkin, akan ada juga waktu dimana manusia  merasakan lemah untuk hidup didunia ini.


Comments