Project Kolaborasi & Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Portfolio


Memiliki jatah hidup sekali, memiliki banyak harta dan kekayaan lainnya. Apa yang bisa dilakukan manusia saat ini selain memberdayakan masyarakat dan tentunya sebagai wujud berkolaborasi dengan lingkungan sekitarnya.

Begitu juga dengan apa yang saya lakukan bertahun lamanya ini melengkapi masa muda sejak awal perkuliahan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dan kolaborasi dengan lingkungan memang masih menjadi asing kala menginjak bangku SMA. Yang jelas, kegiatan-kegiatan tersebut mulai saya kenali sejak menginjak bangku perkuliahan hingga kelulusan.

Mengambil jurusan Pendidikan di UNS pastinya membuat saya terlatih dan terdidik sebagai pendidik. Sebagai seorang pendidik, tidak ada premis yang paling tepat kecuali saya berani mengambil keputusan untuk terus mencari ilmu dan membagikan ilmu yang sudah saya dapatkan.

Lalu, apa sebenarnya yang bisa kita dapatkan dengan selalu aktif berkolaborasi dan memberdayakan lingkungan sekitar semasa muda?

Tidak disadari, kegiatan berkolaborasi dengan lingkungan sekitar ternyata bisa menjadi salah satu portofolio/CV yang bisa dijual ke sebuah perusahaan untuk melamar pekerjaan sesuai kemampuannya.

Melamar pekerjaan tentunya harus memiliki pengalaman kerja yang representatif. Sehingga, jikapun nilai kita tidak sebaik yang diharapkan, maka portofolio adalah salah satu penolongnya. Mungkin saja pengalaman kerja seseorang lebih bernilai daripada lembar nilai mata kuliah semasa SMA/Sekolah.

Sebagai contoh, seseorang mahasiswa aktif di organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang unit usaha mikro. Di dalam organisasinya, mahasiswa tersebut aktif sebagai akuntan dari kelompok usahanya. Semua perhitungan income dan outcome perusahaannya dipegangnya bertahun-tahun hingga lulus perkuliahannya. Selain mendapatkan uang saku tambahan dari gaji yang dia dapatkan. Tentunya, banyak pengalaman hitung-menghitung yang juga ia dapatkan.

Setelah lulus kuliah, tidak ada keinginan lain selain memiliki pekerjaan yang lebih bisa menunjang karirnya secara profesional. Maka, hampir seluruh mahasiswa akan mencari dan menemukan pekerjaan yang dianggapnya dapat menunjang kehidupannya dengan mapan dan baik.

Maka, selain program magang kampus yang akan menjadi portofolionya melamar pekerjaan. Mahasiswa tersebut mampu menjual apa yang sudah dia dapatkan ketika bekerja sebagai akuntan di perusahaan mikronya.

Mungkin saja, kegiatan pemberdayaan masyarakat tidak dianggap penting oleh sebagian orang. Terkadang saja, kegiatan tersebut dianggap menjadi tidak penting karena dianggap menambah kesibukan tidak berguna. Jika kreatif, maka tidak ada salah satu cara memiliki portofolio selain mengikuti banyak kegiatan kolaborasi dengan masyarakat.


Comments