Sexy Sales



Berpengaruh atau tidak, kampanye akal damai dan saling menghargai selalu di kemukakan oleh siapapun setiap menjelang Pemilu. 'Apapun pilihanmu, perbedaan adalah sesuatu yang biasa.' Ucap Amien Rais sembari mengacungkan 2 jarinya ke arah sang maha kuasa. 

Sudah menjadi satu yang selalu ditemui pula, perbedaan pilihan politik terkadang menghadiahkan permusuhan dan memutus hubungan dengan beragam cara. 


'Perbedaan politik ini lucu, saya melihat banyak teman saya yang mendadak tidak mau berteman lagi di sosial media, blokir memblokir, hingga saling diam mendiam layaknya putus cinta disaat lagi saling sayang-sayangnya. Duh' Ucap Fadli Zon sembari menutup muka saat tertangkap Satpol PP karena mangkir dari rapat rutin anggota DPR selasa pagi. Hmm...



Tidak ada yang bermasalah sama sekali menurut saya. Pilihanmu adalah urusanmu, pilihanku juga berarti urusan personalku. Sedengung pula firman Tuhan dalam kitab suci. Untukmu agamamu, untukku agamaku. Dawuh pula Kiai Ma'ruf Amin, Cheersss!

Dibalik permusuhan dan perbedaan politik tersebut. Bagaimana jika banyak dari teman dekatmu sedang bekerja menjadi anak buah bos Caleg yang berbeda. Merekapun memiliki tugas mencari dan mengumpulkan orang sebanyak-banyaknya. Tentunya demi meraih target atas kemenangan Bos yang dicitakan. 

Hingga pada menjelang hari dekatnya. Mereka menyasar dan menemuimu. 

Merekapun berlagak sales produk kosmetik yang sedang merayu konsumennya dengan agresif sembari berdandan menunjukkan hasilnya meski saja dia seorang pria. 

Begitu pula sales Caleg yang sedang memiliki tugas dan pekerjaan mengumpulkan massa untuk Calegnya. 

Ada yang menarik jika digali lebih berasa. Memanfaatkan teman dekat untuk memilih Caleg ini dan itu adalah strategi paling ampuh ketimbang seorang Caleg harus terjun langsung dan dibilang audiensnya banyak omong. 

Lebih lagi, dengan memanfaatkan sifat pamrih dan keinginan untuk selalu membalas budi dengan seorang teman. Tak jarang, pilihan politik yang sudah ditentukan sendiri, justru kalah atas nama membantu pekerjaan temannya. 

Misal : banyak teman dekatmu adalah tim-ses caleg A,B, dan C.

Menjelang hari H, mereka menemuimu dalam waktu yang berbeda, pagi, siang, dan malam.

Lalu, dengan strategi yang sama. Mereka mulai mempromosikan calegnya atau hanya bermodal amplop putih berisikan foto caleg dan lain-lain.

Setelah rayu-merayu, seorang tim sukses akan menceritakan kebaikan-kebaikan hubungan pertemanannya.

Melalui frame kebaikan hubungan dan balas budi, seseorang mungkin akan bisa untuk terpengaruh dalam memilih pilihan yang sudah ditentukan sebelumnya.

Maka, akan ada sedikit jawaban yang mungkin bisa menyuruh mereka untuk pergi dan berhenti merayu. 

Mulai dengan menolaknya sama sekali karena memang tidak memilih, menerimanya dan mau membantunya memilih Caleg A sebagai wujud balas budi dan hubungan baik, atau menerimanya demi hubungan baik meski pilihannya bukan apa yang sedang ditawarkan.

Sial saja, jika orang-orang tersebut adalah teman dekat kita semenjak kecil.

Ketiga jawabanpun juga memiliki resiko yang sama. Memilih ketiga Caleg suara tidak sah. Memilih mengikuti Teman Dekat A merasa tidak enak dengan Teman dekat B. Sementara berpura-pura menerima teman A, B, dan C akan menjadi ketidakbaikan sesudah perhitungan suara.


Selamat Datang 17 April 2019!!!


Comments