LATERAL THINKING ‘Gantungan Kunci Kayu’ Eps. 1

Lateral Thinking diperkenalkan oleh Edward de Bono, salah satu psikolog kelahiran Malta yang  merupakan tokoh pencetus istilah lateral thinking (berpikir lateral).  Secara sederhana, berpikir lateral merupakan cara berpikir yang berbeda daripada kebanyakan, tidak terikat pada kebiasaan atau hal-hal yang lumrah. Berpikir lateral tidak hanya dapat memperluas wawasan terhadap kemungkinan-kemungkinan baru, tetapi juga membuat kita mampu mempertimbangkan banyak alternatif pemecahan masalah.

Lateral  Thinking menjadi program pendidikan kreatif studio kalangan yang mencoba mengumpulkan beberapa orang untuk terlibat dan berpartisipasi dalam membuat sebuah produk.
Cara berfikir lateral sendiri merupakan salah satu metode berpikir yang tidak sesuai pada aturan dan kesepakatan umum yang tertulis ataupun tidak tertulis. Melalui cara berpikir lateral manusia dapat menemukan segala bentuk alternatif ide dan gagasan dalam menyelesaikan masalah. Program Lateral Thinking sendiri diharapkan dapat merangsang manusia untuk berfikir secara kreatif dan menemukan segala bentuk baru atau bentuk pengembangannya.

Strategi seperti apa bentuk Lateral Thinking dapat dicapai oleh manusia?
Salah satu cara yang mungkin efektif dan menarik dan mudah diingat oleh setiap pelakunya sendiri adalah dengan berkesenian, dalam hal ini khususnya Seni Rupa. Malalui proses berkeseni rupaan, manusia menjadi sangat galau dan gelisah terhadap apa yang akan dibuat dalam setiap perencanaan dan konsep penciptaanya. Konsep lateral thinking lah yang akan meemberikan banyak jawaban terhadap permasalahan tersebut. 



Kenapa Seni Rupa dan tidak dengan kesenian yang lainnya?

Bagi Studio Kalangan, rupanya kita tidak bisa melupakan dan membohongi diri terhadap dasar dari segala dasar terhadap apa yang sudah kita dapat hingga dewasa ini. Pengenalan ilmu pengetahuan membaca, berhitung, menulis dan lain sebagainya tidak pernah terlepas dari bentuk dan wujud visual yang selalu diajarkan sebagai salah satu media pembelajaran paling efektif dan menarik di Sekolah Dasar dan TK-TK.

Program Lateral Thinking episode pertama kali ini, kami mencoba menemukan banyak alternatif mengenai fungsi dan estetika ranting kayu selebar 6-8 cm yang banyak kita jumpai di pedesaan-pedesaan sebagai kayu bakar untuk kita jadikan sebagai gantungan kunci . Lateral Thinking tidak menuntut kita untuk banyak mengeluarkan modal untuk mencari bahan-bahan kayu dan membelinya di sebuah rumah penyedia dan penjual kayu. Pola pikir tersebut sajatinya menuntut kita untuk pandai dalam meminimalisir modal tentunya dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu


Dengan tidak meninggalkan karakteristik dari kayu dan estetika kayu itu sendiri. Kami memotong ranting dengan berlapis-lapis setebal 1 cm dan diamplas sehalus mungkin. Setelah terbentuk, untuk memaksimalkan kayu tersebut sebagai gantungan kunci yang memiliki nilai jual lebih, kami memberikan sedikit sentuhan gambar kedalam media kayu tersebut. Dengan memanfaatkan tali menjadi salah satu alternatif kami untuk keluar dari strategi pada umumnya.
 















Hasil Karya :







Comments