Manusia Berasap vs Bangunan Bercerobong



Merokok adalah sesuatu yang menjadi budaya tersendiri bagi Manusia yang hidup dan bertarung melawan segala hal rintang yang ada di dunia. Merokok bisa menjadi hoby seseorang, namun merokok juga bisa menjadi musuh bagi seseoang. Dibalik merokok, Cerobong asap juga tidak kalah hits nya dengan manusia berasap yang hidup di dunia ini, Cerobong yang fungsionalnya memberikan segala kebutuhan hidup ini semakin asyik saja dengan asap menggelembung yang menuju ke arah atas. Parahnya warnanya nggak pernah terlihat bening sekalipun.

Pada dasarnya kedua hal tersebut memang sama-sama berbahaya-nya. Namun yang aneh kenapa kita dilarang untuk merokok oleh pemerintah dengan hal-hal lucu ya? Coba kita lihat soal aturan pemerintah yang memberikan suatu aturan tersendiri terhadap pengusaha perokok di Indonesia ini. Kenapa kok harus ada foto penyakit yang menurut gue jijik cuman buat nakut-nakutin orang. Kenapa nggak sekalian tunjukin orangnya secara langsung ya. Gue sih yakin kalau pemerintah nunjukin itu langsung orang bakal bener bener takut termasuk gue ini. Kalau cuman foto nggak jelas gitu buat nakut-nakutin orang akhirnya apa yang terjadi? Fotonya diabaikan dan malah kebanyakan orang itu nganggepnya seni fotografi dengan metode paling menyeramkan. Namun disitu hal tidak adil pemerintah muncul. Kok Pabrik-pabrik di Indonesia yang asapnya lebih buruk dari manusia berasap, yang asapnya pekat hitam tersebut tidak ada sebuah aturan seperti halnya manusia berasap diatas ya? 

Coba bayangin deh kalau di sebuah dinding Pabrik tersebut diperlakukan seperti halnya bungkus asap rokok. Pasti akan terjadi mural dengan objek gambar menyeramkan didunia ini. Kan kalau kita ambil sisi buruknya, kedua hal tersebut sama sama menyeramkannya. Haha :D
Hmmm apa lagi ya? ini nih yang kasian dari manusia berasap. Mereka seperti terasingkan didalam suatu keramaian. Soalnya dari gue ketemu, stasiun, bandara, ketemu rumah sakit, dan tempat ramai lainya , pasti gue bakal ketemu sama yang namanya kalimat ‘no smoking’ dan nemuin tempat khusus dipojok-pojok bertuliskan ‘smoking area’. gue pernah nyobain smoking area disuatu bandara, tau apa yang gue rasain? Udara bersih oksigen udah seperti tinggl 5%, lainya karbon monoksida dari rokok rokok manusia berasap termasuk rokok gue sendiri hehe ;p. namun dari hal tersebut, yang tidak adil lagi, kok selama gue hidup nggak pernah nemuin suatu kalimat di sebuah papan yang bertuliskan tempat asap pabrik, pabrik dilarang berasap dan lain lain. Bayangin kalau pabrik-pabrik dari seluruh Indonesia ini kumpul jadi satu disebuah ruangan. Gue yakin ruangan tersebut bakal meledak deh. Soalnya udah pekat, mematikan pula.

Terus apa lagi? Oh iya, kita sering kan ngeliat orang demo soal pelarangan sebuah pabrik berdiri di sebuah kota ataupun desa di TV-TV. Nah, kok semenjak gue hidup dari 96 sampai detik ini nggak pernah nemuin orang berkerumun berdemo untuk melarang manusia berhenti mengeluarkan asap ya? Padal kan kalau kita nyari bahayanya di buku-buku perpustakaan banyak sekali bahayanya. Asal nggak nyari bahaya orang ngerokok pakai astor sih hehe

Dari 3 hal tersebut masih ada satu hal yang menurut gue di satu sisi kali ini pabrik rasap lebih bijak deh dari pada manusia berasap, manusia berasap sayangnya kalau lagi ngerokok sering membuang bungkus rokok sama putung rokok ngebuang sembarangan. Gue pernah jalan-jalan di sebuah alun alun  kota, disetiap langkah demi langkah langkah gue, pasti nemuin putung rokok, disitu gue juga ngeliat bungkus rokok mulai dari rindang yang murah harganya sampai sampoerna yang lumayan mahal.

Kita bisa mbayangin kalau seandainya Pabrik ngebuang alat-alatnya sama halnya seperti manusia berasap diatas? Bakal hancur deh bumi ini. Bayangin seandainya cerobong asap yang mungkin aja berat nya 2,7 ton ini dibuang di alun alun kota maypun pinggir-pinggir jalan. Bayangin kalau besi-besi berteyeng atau berkarat mereka, tersebar di seluruh jalan pelosok negeri ini? haha

Akhirnya sampai juga di penghujung tulisan ini. Sampai sini dulu ya soal kisah elclasico pertarungan mereka. terima kasih ....



Comments